.
.
.

Dahulu kala di desa terpencil ada 2 orang bernama si Ember dan si Pipa. Suatu ketika, desa mereka kekurangan air, sementara sumber mata air terdekat ada di bukit yang berjarak jauh sekali dari desa itu.
Kepala desa lalu menawarkan kerja pada si Ember dan si Pipa untuk mengambil air dari sumber air di bukit untuk dibawa ke tempat penampungan air di desa. Mereka akan mendapatkan upah sebanyak air yang mereka bawa.
Mulai keesokan harinya si Ember dan si Pipa pergi ke bukit mengambil air dengan menggunakan ember, dan kembali berjalan kaki pulang ke desa untuk mengisi tempat penampungan air di desa, setiap harinya mereka pergi bolak balik ke bukit untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Setelah berjalan beberapa hari, mereka mulai mengatur strategi agar dapat menghasilkan lebih banyak uang. Si Ember akhirnya memutuskan untuk menggunakan ember yang lebih besar sehingga dia dapat membawa lebih banyak air lagi. Sementara tidak demikian dengan si Pipa. Dia lebih memikirkan untuk membangun sistem pipa air yang dapat secara langsung menyalurkan air dari bukit ke desa.
Sejak saat itu, si Ember mendapatkan uang jauh lebih banyak. Sementara si Pipa malah mengurangi pendapatannya, karena dia hanya dapat membawa sedikit air dari bukit ke desa, dan dia menggunakan sisa waktunya untuk merencanakan dan membangun saluran pipa.
Si Ember sangat puas dengan hasil kerja nya, kini dia dapat membeli hewan ternak dan rumah yang lebih besar. Sementara si Pipa tetap hidup dalam kesederhanaan, karena dia tidak menghasilkan banyak uang.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Akhirnya selesailah saluran pipa yang dibuat oleh si Pipa. Sudah bisa ditebak kan bagaimana akhir cerita ini?
Si pipa kini mendapatkan uang berlimpah. Bahkan ketika dia tidak sedang berada di sekitar desa, saluran pipanya tetap menghasilkan uang untuk si Pipa tanpa kehadiran si Pipa. Sementara si Ember, semakin bertambahnya usia, semakin lama dia tidak sekuat dulu lagi untuk membawa banyak air.
Dalam hidup ini, kita harus bijaksana dalam menyikapi banyak hal. Di samping itu, kita juga harus pandai mengambil kesempatan dan sabar dalam menanggung segala sesuatu, bahkan dalam menghadapi rintangan – rintangan yang mungkin menghadang.
Cerita diatas mengajak kita merenungkan sejenak jalan hidup kita sendiri, apakah kita sudah bijaksana dan cermat dalam mengambil langkah untuk masa depan kita, ataukah kita menginginkan hasil secepatnya tetapi bertindak kurang bijaksana ?

Ingin Artikel ini Langsung dikirim ke Email
Sertakan Email Anda di Kolom bawah ini:

Delivered by FeedBurner

Labels:

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.